Minggu, 07 Februari 2010

Catatan luka robot-robot pekerja

Matahari tak begitu hangat pagi ini, langit nampak memucat, tanah menjadi basah akibat diguyur hujan semalaman, dan udara segar yang sudah tercampur aroma knalpot telah menjadi bagian dari pagi yang tidak menyenangkan. Pagi memang tak harus selalu indah, baik atau buruk semuanya telah menjadi terserah Tuhan. Ini adalah hari yang membosankan, tak ada kata-kata lain yang dapat mengisi kepala kecuali catatan-catatan kecil dari tafsir mimpi tadi malam.

Saya adalah seseorang yang terlahir dan ditakdirkan menjadi sosok seorang gila dengan impian-impian yang dianggap dosa oleh para tetangganya. Saya adalah laki-laki bebas! Idealis, dan tak berbeda dengan para pemuda sejenisnya. Alam dan lingkungan telah memberikan banyak pelajaran tentang kebebasan, kebebasan menuangkan aspirasi, kebebasan berekspresi, dan kebebasan memunculkan identitas. Tuhan memberikan banyak pilihan dalam menentukan apa yang akan membawa kita pada kebahagiaan. Menurut saya telah menjadi kodrat manusia untuk menetapkan pilihan-pilihan dalam kehidupannya. Pilihan-pilihan itu adalah merupakan wujud dari kehendak bebas.

Diri saya yang lain telah membawa saya kepada imajinasi-imajinasi gila yang menyesatkan tapi menyenangkan, dia selalu mengatakan kamu adalah diri kamu, bukan orang lain, tak perlu kau buktikan siapa dirimu, sebab dirimu sudah ada sejak semula. Bersiap dan terimalah dirimu menjadi bagian dari siksaan-siksaan duniawi yang sudah tidak lagi bisa dikendalikan kebusukannya. Saya, kamu dan robot-robot pekerja yang lainnya, hidup diatas tanah yang begitu pahit. Tanah yang sudah dikuasai oleh pemerintahan yang membuat kekuasaan semena-mena dimana hukum hanya berlaku untuk orang-orang bawahan.

Selalu ada upaya memberontak dari batas-batas pemikiran yang membawa impian menuju kepada makam-makam dimana harapan akan terkubur hidup-hidup. Sudah cukup mereka menguasai saya! Saya benci dikuasai! Membayangkan betapa bahagianya hidup jika tanpa seseorang yang menindas seseorang yang lainnya, atau tak ada penguasaan individu terhadap individu yang lainnya. Kita semua manusia bebas! Tuhan memberikan kebebasan! Bebas adalah keinginan lepas dari jeratan tali yang mengikat kaki-kaki yang berhenti melangkah dari jalan-jalan yang semakin terpinggirkan dari peradapan. Saya tetap berjalan, pelan tapi pasti! Tetapi disini saya tidak mampu berjuang sendiri, saya butuh orang-orang yang sejenis dengan saya itu untuk bersama-sama melangkah dan angkat bicara. Kita bisa membuktikan bahwa kita bukanlah kerbau suruhan yang di cucuk hidungnya yang tak bisa melakukan perlawanan! Katakan bahwa harga diri kita tak semurah harga keringat yang mampu mereka bayar!

For Mayday!

Iwan ( Mei 2008 )

Tidak ada komentar: